Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Tragis dan Memilukan serta Memalukan dari Mahasiswa Jogjakarta yang Dilecehkan di depan Orang banyak

Unik Sembarangan

Peristiwa ini terjadi ketika saya sedang kuliah di Jogjakarta. Peristiwa ini benar-benar membuat malu, dan bisa juga dikatakan sebagai pelecehan dan penurunan harga diri.

Peristiwa ini terjadi pada bulan puasa, sekitar tahun 2004. Kebetulan bulan ini adalah bulan Puasa. Jadi, sambil menjalankan ibadah puasa, sambil mengingat pula peristiwa sedih yang terjadi.Dan, semoga saya bisa merenung atas peristiwa yang menimpa, dan bisa mengambil sisi positifnya, dan bisa mengambil hikmahnya atas peristiwa yang terjadi.

Begini ceritanya.

Pada hari Minggu, lupa tanggal dan bulannya, (yang jelas tahun 2004, di kota Jogjakarta), saya pergi ke Mall,yang rencananya adalah  hendak ngabuburit, karena bosan di kos-kosan.

Saya ke mall sendirian. Saya muter-muter Mall saja, sekalian melihat-lihat baju, siapa tahu ada yang cocok untuk lebaran.
Bosan melihat-lihat baju, saya naik ke lantai 4. Di sana ada pusat hibura ****zone. Saya hanya melihat-lihat saja. Disamping malas untuk bermain, saya juga tidak membawa banyak uang.

Perlu untuk diketahui bahwa, kondisi saya waktu itu adalah mahasiswa, dengan dandanan yang metal. Rambut gondrong sampai dengan pinggang, dengan memakai 2 anting di telinga kiri, dan juga celana jeans yang sobek di kedua lututnya, serta dengan hanya menggunakan sandal jepit.

Saya lanjutkan kembali ceritanya. Bosan dari lantai 4, saya turun. Nah.. di sini asal muasal terjadinya tragedinya.
Ada mba-mba, lumayan bening,berjalan di depan saya. Dia mau turun juga dengan menggunakan eskalator.Otomatis saya berdiri di belakang si mba-nya. Saya memang berniat untuk turun dan keluar dari Mall. Dan, ternyata memang dasar jodoh sepertinya. Kemanapun arah saya berjalan, si mba-nya juga ke sana (Bukan maksud untuk membuntutinya,tapi kebetulan arah dan tujuannya sama).

Pas di lantai 2, mau turun,kebetulan eskalatornya penuh dengan pengunjung Mall, dan ramai sekali, sehingga ketika turun, secara kebetulan juga, si mba tadi berdiri persis di depan saya. Lumayan rapat posisinya (karena memang ramai). Saya jadi tidak enak juga, karena dari tadi (secara kebetulan seperti) mengikuti mba-nya terus. Terlihat dari ekspresinya, si mba tadi seperti ketakutan, dan sepertinya juga merasa curiga dengan keberadaan saya yang berjalan di belakangnya terus.


Akhirnya turun juga di basement, dan saya berniat untuk keluar dari Mall. Tetapi, pas sudah akan keluar dari Mall, si mba-nya berhenti. Akhirnya saya terlebih dahulu yang keluar.

Saya perhatikan, jam masih jam setengah 5. "Ah..masih lama", pikir saya. Saya memutuskan untuk nongkrong di lobby Mall, sambil memikirkan mau kemana lagi.Tiba-tiba ada yang menepuk punggung saya. Ternyata pak Satpam. Dengan nada tegas, "Ayo ikut ke Pos". "Hah ?!? Ngapain, Pak ?", timpal saya dengan polosnya. "Ikut saja", balas pak satpam itu.

Ya sudah, saya ikuti saja Pak Satpam itu. Saya melihat si mba tadi sudah berdiri di dekat Pos. Pak Satpam itu bertanya ke si mba, "Ini orangnya ?". Dijawab iya oleh si mba-nya. Wah.. perasaan saya menjadi tidak enak. Langsung saja si mba-nya ngomong dengan nada sewot dan terlihat menunjukkan mukanya dengan ekspresi kurang senangnya.

"Kamu kan yang nyopet dompet saya?", tanya si mba-nya. "Lha..bukan saya, Mba.", balas saya.
"Kamu dari tadi mengikuti saya terus. Siapa lagi kalau bukan kamu ?", marah si mba-nya. "Ya ampun, mba. Sumpah. Saya tidak nyopet. Lagipula saya masih punya uang kok, mba. Puasa, mba. Saya tahu itu dosa.", pembelaan dari saya.

"Halahhh.. Mana ada maling yang mau ngaku. Bisa penuh nanti penjara kalau mau ngaku.", dengan tampang super sinis.
Satpam yang dari tadi diam saja, "Benar tadi adek ngikutin mba ini dari lantai 4 ?". "Iya Pak. Tapi saya ngga nyopet si mba.", pembelaan saya lagi. "Ngaku aja kamu. Di lantai 4 tadi saya ingat betul, dompet saya masih ada di tas saya. (Dia memakai tas kecil). Cuma, kamu dari tadi di belakang saya kan ?", katanya lagi dengan sinis. Saya hanya diam.

"Mana..saya lihat dompet kamu ! Saya mau lihat KTPnya", bentak Pak Satpam. Saya keluarkan dompet saya. Memang ada isinya 1 lembar limapuluh ribuan, dan 2 lembar duapuluh ribuan (baru ambil dari ATM soalnya). Si mba yang melihat isi dompet saya langsung menyela, "Nah itu uang saya Pak. Saya ingat betul ciri-cirinya".

Waktu itu saya diinterogasi di depan Pos Satpam, bukan di dalam ruangan Satpam. Orang-orang banyak yang mengerubuti pos satpam. Dan musibah terbesarnya adalah, CEWEK TEMAN KULIAH YANG SAYA TAKSIR TERNYATA MELIHAT SAYA. "Mampus", pikirku dalam hati.
Suasana mulai memanas. Si Mba tetap ngotot, dan yakin bahwa saya yang mencopetnya. Saya tetap tidak mau mengaku. "Ya iya lah. Lha wong saya tidak merasa mencopetnya.",hati saya bergumam lagi.

Badan saya panas dingin, ditambah lagi, saya sedang berpuasa. Waktu itu sekitar pukul 5 sorean. Panas, emosi, ditambah malu.
Si Satpam pun mulai membentak saya, "Ngaku tidak ?!?" (sambil memukul kepala saya dengan telapak tangannya). "Brengsek. Saya tidak mencopetnya", bentak saya. Si mba pun geregetan melihat saya yang tidak mau mengaku, lantas menjambak-jambak rambut saya. Benar-benar emosi sekali saya. Di depan orang ramai, Mannn!

Saya tetap membantah bahwa saya tidak mencopetnya. Sekilas saya perhatikan, cewek yang saya taksir, melihat saya dengan tampang sinis. "Ya ampunn.. malu sekali saya..".

Terus si satpam sialan itu mulai menampar pipi saya 2 kali, "Heh.. kamu ngaku tidak?Saya puasa ini. Jangan bikin emosi !". Terus saya jawab, "Saya juga puasa, Pak.Saya tidak mencopetnya, mesti ngaku? Buat apa ?". Si mba tadi marah besar, "Halahhhh..Maling aja ngaku puasa !!!". Berbarengan dengan itu, mendaratlah satu bogem Pak Satpam sialan itu di pelipis saya.
"aww..". Sakit tak terkira. "Brengsek !!!!", gumam saya.

Sudah banyak orang yang menonton. Ada yang berteriak, "Sudah, Pak. Telanjangi saja.Bawa ke kantor Polisi". Setelah itu, si Satpam membawa masuk saya ke dalam Pos,karena sudah banyak yang menonton. Cewek yang saya taksir, melihat saya dengan ekspresi jijik.
Terus, Pak Satpam itu mengancam, "Saya laporkan kamu ke Polisi".Saya, "Silahkan. Memang saya tidak salah kok. Saya tidak takut."

Tiba-tiba ada mba-mba datang. Sepertinya adalah pegawai salah satu distro di dalam Mall. "Mba ya yang punya dompet ini? Dompetnya ketinggalan tadi, pas mba belanja di Distro kami. Saya pikir mba bakal balik lagi. Makanya saya tidak menitipkan ke Satpam.Tapi saya dengar dari teman kalau ada keributan di sini. Ya saya antar dompetnya ke sini. ", kata mba pegawai Distro tadi.

"Ohhh..",leganya saya. Muka si mba pemilik dompet langsung memerah (karena malu), "Aduh maaf, Mas. Saya salah sangka. Maaf banget, Mas. Saya panik banget tadi. Soalnya Masnya rambutnya gondrong dan dandanan kaya preman, jadi saya curiga ke masnya".Langsung saya timpal, "Tuh kan.. bukan saya yang nyopet ? Puas kalian telah bikin saya malu ?"

Langsung si mba-nya mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. Kalau tidak salah, 10 lembar uang limapuluh ribuan. Saya ambil, langsung saya lempar ke mukanya, "Saya minta harga diri saya dikembalikan!!! Saya tidak rela ! Saya tidak butuh uang kamu !!!Tahu tidak HARGA DIRI SAYA ?!?!?"

Pak satpam langsung meminta maaf, "Maaf, Dek. Saya hanya menjalankan tugas". "Saya tidak terima. Saya mau ketemu Atasan kamu !!!", hardik saya.
"Jangan,Dek. Bisa-bisa saya dipecat.", pinta si satpam. "Maafkan saya, Mas. Saya ceroboh", mba itu memelas dengan menunduk. "Saya tidak rela. Tadi banyak orang yang melihat ketika kalian memukul saya. Kembalikan harga diri saya !!!",bentak saya lagi.

Terus,tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya,


"NYONK.. NYONK..!!! BANGUN, NYONK !!!
TIDUR TERUS !!! APA KAMU TIDAK BUKA PUASA ??
SUDAH MAHGRIB !!!"

WAHHH... TERNYATA SAYA MIMPI DISIANG HARI..

Posting Komentar untuk "Kisah Tragis dan Memilukan serta Memalukan dari Mahasiswa Jogjakarta yang Dilecehkan di depan Orang banyak"