Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di dukung 81%, NURDIN HALID hampir pasti pimpin PSSI 2011 - 2015

Unik Sembarangan




Sekilas tentang Nurdin Halid

DELAPAN tahun terakhir, organisasi sepak bola nasional (baca: PSSI) menjadi sorotan. Sejumlah masalah mengadang dengan berbagai sudut pandang. Selama kepemimpinan Nurdin Halid, PSSI yang didirikan pada 19 April 1930 itu lebih banyak memunculkan sisi kontroversi dibandingkan prestasi. Karut marutnya sepak bola nasional belakangan bukan karena minimnya potensi dan sumber daya yang dimiliki. Tapi, lebih kepada inkompetensi di pucuk pimpinan. Sumber masalah utama ada di Nurdin Halid. Satu kepala itu hanya mampu menghadirkan sejuta masalah.

Untuk mengenal sosok Nurdin Halid cukup mudah. Karakter dan kepribadiannya dapat dilihat
dalam biografinya setebal 234 halaman yang ditulis rekan Yosef Tor Tulis dengan judul Pendekar Bola dari Bugis”. Kesimpulannnya, Puang Nurdin, begitu ia biasa disapa, memang pecinta sepak bola sejati, pebisnis kaya improvisasi, dan piawai berorganisasi. Tapi, ia sosok ambisius yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan posisi dan kepentingannya.

Darah sepak bola sudah mengalir dalam diri Nurdin lewat Andi Abdul Halid, sang ayah. Sejak usia delapan tahun, Nurdin sudah menimang-nimang si kulit bundar. Mulai bola yang terbuat dari kain bekas yang diikat dengan daun pisang, sampai dengan kulit jeruk. Ia pernah jadi striker sampai kiper. Kakinya pernah mendapatkan jahitan sepanjang tiga sentimeter karena tulang betis kaki kirinya diterjang lawan. Kepalanya pernah bocor akibat lemparan botol saat memanajari PSM melawan Persipura di semifinal LI 1995/1996.

Puang, begitu Nurdin biasa disapa, pernah berlabel sebagai manajer Rp 1 miliar. Sempat jadi manajer timnas, Ketua Pengda PSSI Sulawesi Selatan, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PSSI, sampai akhirnya menduduki kursi nomor satu di PSSI. Wajar, Pria kelahiran Watampone, 17 September 1958, ini paham betul “kebobrokan” sepak bola nasional. Tak aneh, bila kemudian ia berani “mengelabui” Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

Dipihak lain, jiwa bisnis sudah terekam dalam kegiatannya semasa jadi mahasiswa. Puang kuliah di jurusan bisnis perusahan IKIP Makassar. Ia tak malu berjualan ‘diktat’ dan kaos sablon. Ia pernah menjabat sebagai pengurus Penggilingan Padi (Perbadi) sampai Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud). Bisa jadi, naluri bisnis yang dimiliki “menggiringnya” untuk melakukan impor ilegal minyak goreng, gula, dan beras, yang akhirnya menggiringnya hidup dalam pengasingan di balik jeruji besi.

Nurdin pun masuk kategori anak cerdas dan pandai berorganisasi. Sejak Sekolah Dasar, ia selalu jadi bintang kelas. Ia piawai berdeklamasi, menari, dan berdiplomasi. Pernah aktif di OSIS, kegiatan Pramuka, sampai senat Mahasiswa. Kecerdasan dan kepandaian berdiplomasi mengantarkanya masuk jajaran pengurus KNPI, AMPI, dan pengurus Golkar. Dari sinilah Nurdin tampil sebagai anggota DPR RI dan akhirnya mencetak sejarah sebagai anggota dewan yang dilantik, dan sehari kemudian masuk penjara.

Dalam biografinya, tersirat jelas Nurdin begitu terobsesi mencatatkan sejarah dalam setiap langkahnya. Setidaknya, itu sudah dilakukannya di sepak bola. Saat terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada 21 Oktober 2003 menggantikan Agum Gumelar sejumlah catatan penting ditorehkannya.

Bahkan, ia pantas masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) pimpinan Jaya Suprana. Nurdin satu-satunya Ketua Umum PSSI atau induk olahraga di Indonesia yang mengumumkan kabinetnya lewat siaran langsung layaknya Presiden Indonesia mengumumkan para menterinya. Ia satu-satunya Ketua Umum PSSI yang mampu meyakinkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia untuk kali pertama. Ia juga satu-satunya Ketua Umum PSSI yang mampu menggelar Munas di luar Jawa sejak berdiri pada 1930 yang dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan disiarkan langsung melalui televisi ke seantero Nusantara. Ia juga satu-satunya Ketua Federasi Sepak Bola di dunia yang menempatkan 124 personel dalam kepengurusan 2007-2011. Terbesar di dunia. Melebihi kabinet AFC, bahkan FIFA.



JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Nurdin Halid untuk kembali menjabat sebagai ketua umum PSSI tampaknya berjalan mulus. Tim verifikasi yang dibentuk dan ditunjuk PSSI sebagai lembaga penyaringan para kandidat tersebut menyatakan, saat ini nama Nurdin Halid telah dicalonkan oleh mayoritas pemilik suara PSSI.

Tim verifikasi mencatat, dari total 100 suara yang sah memilih, dukungan dan pengajuan nama Nurdin Halid untuk kembali menjadi ketua umum tercatat mencapai 81 suara. Sementara George Toisutta hanya memperoleh 12 suara dan Nirwan D Bakrie diajukan oleh 2 pemilik suara anggota PSSI.

Menurut Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes, dari 100 suara tersebut, yang masuk kembali menyerahkan nama yang didukung hanya 93 suara. Jika kemudian ada 95 suara, itu berarti ada dua pemilik suara yang mencalonkan nama ganda.

"Semua suara yang mempergunakan hak untuk mengusulkan itu 100, tetapi yang memasukkan kembali surat pencalonan hanya 93 surat. Ini berarti, dengan adanya kelebihan dua, ada satu atau dua nama yang dicalonkan ganda oleh satu pengusung," ujar Nugraha Besoes, Minggu (6/2/2011).

Menurut Nugraha Besoes, ketiga nama calon ketua umum yang masuk tersebut akan disaring melalui proses verifikasi, yang hasilnya akan disampaikan pada 15 Februari.

"Tim ini akan bekerja besok sampai 14 Februari. Tanggal 15 Februari, tim akan melapor kepada Komite Eksekutif dan setelah itu calon baru diputuskan untuk menjadi ketua umum," ujar Nugraha Besoes.



Pendapat Nurdin Halid tentang Pencalonan George Toisutta

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, menyambut baik niat Kepala Staf Angkatan Darat, George Toisutta, masuk ke dalam bursa perebutan kursi Ketua Umum PSSI periode 2011-2014. Nurdin bahkan memuji Toisutta sebagai figur yang kompeten untuk memimpin PSSI.

"George itu teman saya. Jadi, kalau beliau maju ya alhamdulillah, artinya ada figur yang kompeten untuk memimpin PSSI," ujar Nurdin di kantor PSSI, Selasa (2/2/2011) malam.

"Persoalannya sekarang pada yang memilih (di kongres). Kalau saya menyambut baik, sangat menyambut," sambung pria asal Makassar tersebut.

Toisutta mendeklarasikan dirinya maju sebagai calon ketum PSSI hari ini. Ada dukungan besar dari 18 pemprov, pengurus, dan beberapa pejabat PSSI.

Mengenai hal ini, Nurdin mengatakan; "Ya enggak apa-apa. Saya kan sering mengatakan bahwa di PSSI ini kita kembangkan demokrasi yang sangat terbuka, tapi harus beretika, harus sesuai aturan yang ada."

"Saya sering mengatakan siapa pun bisa menjadi calon Ketua Umum PSSI, tentunya dengan landasan konstitusional dan dilakukan dengan cara-cara berbudaya, beradab, dan sesuai dengan statuta PSSI dan FIFA," pungkas Nurdin.






Bukti Ketakutan Nurdin terhadap George Toisutta

JAKARTA, KOMPAS.com — Bernard Limbong secara mengejutkan tak ada dalam nama tim verifikasi untuk pencalonan ketua umum PSSI. Perannya digantikan oleh Togar Manahan. Padahal, beberapa hari lalu namanya masih masuk tim verifikasi.

Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan. Ketika ditanyakan kepada M Zein dan Gusti Randa sebagai anggota tim verifikasi lainnya, keduanya mengaku tak tahu alasan pencopotan Limbong.

Limbong sejak beberapa hari lalu menyatakan dukungannya kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta sebagai calon ketua umum PSSI. Ia melakukan hal ini karena Toisutta merupakan atasannya di TNI AD. Limbong saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Inkopad.

"Garis haluan saya sudah jelas. Saya pasti dukung Pak George. Saya tidak tersinggung walaupun dicopot. Namun masalahnya, mengapa saya tidak dikasih tahu. Saya kira kalian bisa analisis sendirilah," ujar Limbong saat dihubungi oleh wartawan.

Posting Komentar untuk "Di dukung 81%, NURDIN HALID hampir pasti pimpin PSSI 2011 - 2015"